Powered By Blogger

Kamis, 11 Agustus 2011

Sumba Tengah dalam Pembangunan ke Depan

Pembangunan memiliki arti mendirikan, menjadikan, membuat sesuatu menjadi baik. Konsep pembangunan belum dapat didefinisikan secara pasti karena pembangunan itu masih bersifat umum, dimana pembangunan itu tergantung pada suatu objek apa yang hendak dikaji. Contoh, ketika harus membangun diri tidak sama dengan membangun sebuah gedung tapi yang jelas itu semua akan menuju ke arah yang baik dengan memakai segala ketersediaan yang ada. Jadi, pembangunan itu dapat diartikan:
1. pembangunan ialah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh daerah menuju modernitas dalam rangka pembinaan(Siagian,1994).
2. Suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melaui upaya yang dilakukan secara terencana.
Dengan pengertian di atas maka dismpulkan bahwa pembangunan ialah suatu proses menuju ke arah perubahan yang terus-menerus ditujukan untuk meningkatkankan kesehjahteraan masyrakat. Perubahan kesehjateraan masyrakat dapat dilakukan dengan pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial masyrakat.
Upaya – upaya yang dilakukan dalam mensehjahterakan rakyat haruslah dibedakan mana yang harus dipentingkan terlebih dahulu seperti kebutuhan pokok dan kebutuhan sampingan, agar upaya pembangunan itu sesuai sasarannya.

Sumba Tengah dalam arak-arakan pembangunan ke depan telah melihat akan potensi-potensi yang terkadung di dalamnya seperti ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dengan melihat ketersediaan sumber daya alam seperti pertanian maka sumba tengah itu ialah surga kecil dalam pemenuhan kebutuhan masyrakat.

Sumba Tengah dari Pertanian
Pertanian dalam arti luas memiliki makna yaitu perkebunan, perikanan, kehutanan, dan peternakan sedangkan pertanian dalam arti sempit memiliki makna
Pertanian dalam arti luas inilah yang nantinya akan menjadikan pembangunan Sumba Tengah ke depan menuju kabupaten yang sejahtera dan makmur serta yang memiliki ketahanan pangan yang cukup. Dimana ketersediaan sumber daya alam yang tersedia masih dalam jumlah yang besar, sebut saja hamparan persawahan luas yang terdapat disekitar kantor PEMDA Sumba Tengah, di sisi jalan dari kampung Kabondok yang merupakan kampung Bupati Sumba Tengah Bpk. Umbu Bintang sapaan kecilnya, menuju ke arah kampung penulis Radak,di belakang areal SMA Negeri 1 Waibakul, sekitaran desa Wailawa sampai di bawah perkampungan Praikalowu dan disekitaran desa Dameka.
Hamparan yang luas ini jika diintensifkan oleh pemerintah dan masrakat maka kabupaten ini akan menjadi lumbung beras bagi masyrakatnya. Disadari pula bahwa pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan ke depan yakni sebagai:
1. Penyediaan pangan bagi penduduk
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan Bahan Baku industri atau bahan mentah industri dan ekspor
3. Meningkatkan pendapatan, pemerataan kesehjahteraan petani melalui penyedia kesempatan kerja dan berusaha, dan
4. Memberi sumbangan pada ekonomi Sumba Tengah sendiri.

5 tahun pertama Sumba Tengah merupakan dasar bagi keberlasungan pembangunan berkelanjutan yakni sebagai:
1. Pemenuhan kebutuhan dasar
2. Perlindungan masyarkat

Dalam rangka pembangunan berkelajutan maka PEMDA Sumba Tengah telah mencanangkan 3 gerakan atau biasa dikenal dengan “TIGER MUSTENG” yakni:
1. Kembali ke kebun
Berdasarkan pengalaman, masyrakat Sumba Tengah mencukupi kebutuhan hidupnya dari hasil tani dan jika lebih baru dijual ke para tengkulak atau ke “orang cina”, ciri seperti ini biasa disebut petani subsisten.
Disini dibutuhkan ketelitian dari masyrakat sendiri bahwa dalam arak-arakan pembangunan tidaklah cukup jika diusahakan hanya untuk kebutuhan sehari-hari tapi kebutuhan dalam jangka panjang. Jadi dibutuhkan kelembagaan terkait yang di dalamnya terdapat masyarakat dan PEMDA untuk meningkatkan hasil atau memasarkan produk pertanian ke pasar.
2. Hidup Hemat
Pengalaman, masyrakat Sumba Tengah adalah masyarakat yang boros. Misalnya dalam acara-acara adat dilakukan pemotongan hewan secara berlebihan (Kita abaikan sosial budaya), tingkat perilaku komsumtif yang tinggi, masyarkat sumba tengah adalah masarkat dengan kehidupan gengsi yang tinggi artinya masyrakat yang satu tidak mau kalah dengan yang lainnya.
3. Desa aman
Inilah yang menjadi tantangan serius masyrakat dan PEMDA dalam menunjang pembangunan ke depan. Selama ini, masyrakat sumba tengah masih takut berusaha ini terbukti dengan tidak adanya industri rumah tangga yang terdapat di Sumba Tengah.

Jika diperhatikan ketiga gerakan di atas maka pembangunan Sumba Tengah pada sektor pertanian bukanlah hal yang dikoar-koarkan melainkan dibutuhkan kerjasama antara PEMDA dan masyrakat sendiri. Ketiga gerakan di atas memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan Sumba tengah ke depannya dan sebagai dasar yang kuat.

Diskusi bersama kepala Bapeda Sumba Tengah, Bpk Umbu Sorung di rumahnya bersama kru-kru HIPARMAST, 09/11 “menunjang pembangunan Sumba Tengah ke depan maka PEMDA telah menggadeng pihak investor untuk bergerak dalam bidang peternakan guna sebagai sumber penyedia stok daging nasional.” Jadi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan beliau juga mengatakan “nantinya sumba tengah akan dijadikan gudang ternak yang akan ditanami tanaman sorgum guna sebagai pakan ternak”
RENSTRA yang dilakukan PEMDA sumba Tengah adalah suatu bentuk keseriusan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. “Dengan strategi menggandeng pihak investor maka pada tahun ini akan di bangun dermaga di desa Kapulit, kecamatan Mamboro, guna mensuplai stok daging nasional” demikian menurut kepala bapeda Sumba Tengah

Dengan diskusi di atas maka penulis sangat tertarik dengan tanaman sorgum, bisa juga dikatakan bahwa sesuai basic penulis sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana. Tanaman sorghum merupakan tanaman yang jarang dikenal oleh masyrakat sumba tengah dan penulis juga menyadari baru mengenal tanaman ini ketika duduk di bangku kuliah lebih tepatnya ketika mempelajari tentang Budidaya Tanaman Semusim yang dibawakan oleh Ibu Retno Nuningsi, beliau juga merupakan istri dan mantan Pejabat Bupati Umbu Saga Anakaka sebelum Bupati definitif.

Tanaman sorgum ini merupakan 4 tanaman terpenting di dunia setelah gandum, padi, dan jagung yang bisa digunakan sebagai pakan ternak untuk sapi, babi, domda dan ayam (Pusseglove, 1981). Tanaman ini memiliki daya adaptasi ekologis yang tinggi, bahkan dapat memberikan hasil relatif tinggi pada daerah dimana padi-padian lainnya tidak berhasil karena terlalu kering. Hal yang sangat menarik adalah bahwa batangnya mengadung 10% gula sukrose yang dapat diolah menjadi sirup.
Sorgum ini bersifat xerophytic (tahan terhadap kekringan) yang memungkinkan tanaman dapat hidup pada kondisi kekeringan karena memiliki sifat-sifat morfologis dan fisiologis seperti berikut ini:
1. Bagian tanaman di atas tanah tumbuh lambat sebelum perakarannya tumbuh dan berkembang dengan baik.
2. Dapat mebentuk perakaran sekunder dua kali lipat dari jagung
3. Penimbunan silika dalam sel-sel endodermis di dalam akar mencegah tanaman rusak karena kekeringan
4. Memiliki luas daun (leaf area) sebesar setengah dari luas dari tanaman jagung
5. Daunnya memiliki lapisa lilin untuk mengurangi transpirasi, dan juga dapat menggulung bilamana terjadi kekeringan
6. Evaporasi sorgum setengahnya dari jagung. Jagung yang mengalami layu selama satu minggu atau lebih akan menyebabknan kerusakan stomata, sedangkan pada sorgum belum mengalami kersukan sekalipun telah mengalami layu daun sampai 14 hari
7. Membutuhkan air 20% lebih rendah dari jagung untuk menghasilkan bahan kering yang sama
8. Sorgum mampu bersaing dengan gulma setelah tumbuh dengan baik (establish)
9. Tanaman dapat tumbuh dorman selama periode terlalu kering dan meneruskan pertumbuhannya bilamana kondisi untuk tumbuhnya telah memungkinkan.

Lebih uniknya lagi tanamn ini tidak memiliki hama dan penyakit penting serta tanaman ini dapat dibudidayakan pada kondisi yang ekologis yang sangat luas dan merupakan tanaman penting bagi negara-negara yang temperaturnya panas, tapi dapat juga tumbuh di daerah dengan curah hujan tinggi dan sering tergenang, tingkat keasaman tanah (pH) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan, tapi yang terbai adalah sekitar 5,0 – 7,5.
Karakteristik-karakteristik tanaman sorgum inilah yang sangat diperlukan dalam menunjang pertanian masa depan, mengingat keadaan musim di sumba yang dibagi atas dua yakni musim panas dan musim hujan, serta musim panas lebih panjang dari musim hujan. Jadi tanaman sangat baik untuk diusahakan di wilayah kabupaten Sumba Tengah demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang tetap menyediakan dan mempertahankan kualitas pangan.

Dengan kondisi di atas, maka Sumba Tengah membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang telaten dan beretos kerja tinggi artinya dibutuhkan tenaga kerja yang bermartabat dalam menyikapi setiap pembangunan ke depannya dan bukan sebagai pirsawan belaka, dibutuhkan kerja sama setiap elemen-elemen yang terkait di dalamnya.

Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi.

HIPARMAST KUPANG
Organisasi ini berdiri pada tanggal 5 November 2007 Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa kabupaten Sumba Tengah yang berada di Kupang dan sekitarnya bersatu, bergandengan tangan dalam menyamakan persepsi dan idealisme untuk membentuk sebuah wadah pemersatu yang diberi nama “Himpunan Pemuda, Pelajar, Mahasiswa Asal Sumba Tengah” yang disingkat “HIPARMAST”. Dan melalui Rapat Umum Anggota (RUA) I di Naikoten Aula Komodo Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi NTT pada tanggal 23 mei 2009 organisasi ini dipaloklmirkan secara sah.
Dalam perjalanannya HIPARMAST memiliki kawan seperjuangan yang berasal dari OKP-OKP kecamatan seperti Kelompok Studi Nurani, Himpunan Mahasiswa Umbu Ratunggay, KOMPAK-Mamboru, dan Gerakan Muda Umbu Ratunggay Barat. Dalam lingkup ini banyak mahasiswa asal sumba tengah yang tergabung di dalamnya, dimana nilai-nilai sosial masih menjadi satu landasan utama dalam membangun kelompok-kelompok ini. Nilai-nilai sosial yang sangat tinggilah yang menjadi tolak ukur bahwa sumba tengah memiliki kultur tinggi,seperti pa’akang, dan gotong royong.

Kultur yang tinggi dapat membuat Sumba Tengah ke depan menjadi kabupaten yang akan selalu dipandang di mata masyrakatnya dengan selalu memperhatikan kearifan lokal dimana pembangunan meninggalkan konsep ini maka secara tidak langsung kaupaten ini berjalan tanpa seorang ibu atau melupakan kekhasan daerah. Kearifan lokal merupakan nilai sosial yang sudah tertanam dalam kehidupan masyrakat Sumba Tenagh sejak ia dilahirlkan.

Menilik pembangunan dan program pembangunan Sumba Tengah ke depan yang membutuhkan kader-kader dalam setiap periodisasi kehidupan manusia dengan ragam komunitas pada berbagai gejala sosial maka kualitas pemuda-pemudi (mahasiswa) sumba tengah sangat diperlukan dalam pengembangan komunitas masyarakat elite, demokratis, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan sosial. Sejarah telah membuktikan bahwa keberadaan nilai sosial sangat berperan dalam perubahan peradaban. Sejak zaman penjajahan berbagai perlawanan dan perjuangan kemasyarakatan selalu dilandasi semangar juang dan nilai menghargai sesama olehmasyrakat karismatik yang mempunyai integritas terhadap sumba tengah.

Kelompok-kelompok ini dalam menjalankan sebuah kegiatan baik secara mikro maupun makro selalu mengedepankan nilai-nilai sosial dimana penggunaan bahasa ibu yang menjadi ciri khas guna mempersatukan setiap ide bahwa sumba tengah adalah kabupaten yang memiliki kebudayaan yang sangat tinggi. Jadi pembangunan kualitas sumber daya manusia dalam tubuh kelompok sangat diperlukan dalam pembangunan Sumba tengah ke depannya dan menunjang program PEMDA akan menjadikan kabupaten ini penyedia stok daging nasional serta Rencana-rencana strategis PEMDA dengan selalu memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal demi kemajuan bersama.

Na hada mu da loupa da’ga me (gaya mu bukan untuk dijual)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar