Powered By Blogger

Kamis, 20 Oktober 2011

PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERONG UNGU PADA USAHATANI KEBUN SEMANGAT DESA OEMASI KECAMATAN NEKAMESE KABUPATEN KUPANG

1.1 Latar Belakang
Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) secara klimatologi beriklim kering yang ditandai dengan rata-rata curah hujan relatif kecil yaitu berkisar antara 1.200 – 1600 mm/tahun dan rata rata jumlah hari hujan 100/tahun dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 210 – 340C. Topografi NTT didominasi oleh daerah bergunung dan berbukit-bukit. Kondisi ini diperparah oleh sifat tanah yang muah longsor sehingga cukup sulit untuk mengembangkan suatu jenis usahatani (BPS, NTT). Masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan usahatani tanaman pangan (Padi, Jagung, dan umbi-umbian) pada lahan kering yang masih bersifat tradisional dan umumnya hanya sekali panen dalam setahun.

Para petani dalam mengelola usahataninya senantiasa mengarah pada peningkatan produksi, tetapi upaya peningkatan produksi tersebut tidak memperhatikan aspek-aspek konservasi tanah dan air. Hal ini mengakibatkan turunya kondisi fisik dan produktivitas lahan sehingga pendapatan perkapita dari hasil usahataninya turut mengalami penurunan. Alternatifnya adalah para petani akan berusaha untuk mencari pekerjaan di kota meskipun dengan upah yang sangat rendah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan kondisi seperti ini, perlu diterapkan model usahatani dengan membudidayakan tanaman usahatani secara polikultur yang memberikan manfaat multi guna bagi petani. Tanaman yang memiliki daya tahan terhadap kekeringan, mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan, memiliki kemampuan konservasi tanah dan air sehingga dapat meningkatkan nilai gizi masyrakat serta hasilnya juga mampu meningkatkan pendapatan petani.

Tanaman hortikulutura mempunyai andil yang tidak kecil dalam proses pembangunan. Peranannya bukan hanya nyata sebagai penyerap tenaga kerja dan memberi peluang baru bagi terbukanya kesempatan berusaha, namun juga sangat besar makna produksinya dalam pemenuhan kebutuhan masyrakat. Tanaman hortikultura merupakan salah satu mata dagang eksport non migas yang sangat potensial di pasaran.

Salah satu tanaman hortikulturan yang dapat digunakan adalah terong ungu. Terong ungu dipilih untuk dikembangkan di kawasan ini karena terung memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak saat dikonsumsi sebagai bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g protein, 0,2g lemak, 5,5g Krbohidrat, 15,0mg kalsium, 37,0mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air. Terung yang dimanfaatkan untuk hidangan makanan adalah buahnya. Bila dimasak terung akan menjadi layu dan menjadi lebih nikmat disantap. Terung dikonsumsi setelah disayur, digoreng atau untuk lalapan langsung dalam keadaan mentah. Terung memiliki bentuk dan warna yang sangat menarik yaitu ungu mengkilap sehingga menarik perhatian orang untuk membeli. Terung dapat dipergunakan sebagai obat diantaranya untuk mengobati wasir. Beberapa jenis yang lain seperti terung Belanda berkhasiat mengobati penyakit tekanan darah rendah, menghilangkan gatal pada kulit, obat cuci perut dan mengeringkan kulit muka berlemak. Terung perat yang dibakar menyembuhkan penyakit kulit sementara bagian akarnya dapat mengobati sakit gigi. Terung ranti akarnya dipergunakan membalur luka. Terung mempunyai banyak khasiat disebabkan adanya kandungan alkaloid solanin. Disamping itu terdapat juga senyawa solasodin yang dapat dipergunakan sebagai pencegah kehamilan.

Salah satu usahatani yang sedang menggalakkan pengembanagan terong ungu untuk dijadikan komoditi andalan adalah usahatani “Kebun Semangat” desa Oemasi, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang. Usahatani “Kebun Semangat” adalah usahatani milik keluarga serta kawasan ini mengembangkan usahatani secara polikultur. Oleh karena itu usahatani terong ungu adalah salah satu komoditi yang memiliki prospek pengembangan yang baik di masa mendatang.

Terong ungu termasuk tanaman yang berproduksi musiman dan diusahakan dalam skla kecil yang mengusahakan dengan pola tanam polikultur. Sehubungan dengan keberhasilan usaha yang tidak menentu serta proses pemasaran yang belum memadai seperti hadirnya sebuah pasar induk untuk tanaman hortikulutura menyebabkan usahatani ragu menerapkan teknologi tepat guna dalam pengusahaan komoditi tersebut. Hal ini tentunya akan berakibat pada hasilnya yang beraneka ragam dalam bentuk, ukuran dan jumlah produksinya.

Oleh karena itu, perlu diketahui produktivitas tanaman terong ungu, berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani terong ungu dan berapa besar pengaruh serta prospek pengembangannya di usahatani “Kebun Semangat”.



1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik masalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap produktivitas usahatani terong ungu di “Kebun Semangat”?
2. Bagaimana produktivitas usahatani terung ungu di “Kebun Semangat”?
3. Bagaimana prospek pengembangan usahatani terong ungu di “Kebun Semangat”?

1.3 Tujuan dan Kegunaan
proposal ini bertujuan:
1. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas usahatani terong ungu di “Kebun Semangat” desa Oemasi Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang.
2. Mengetahui produktivitas usahatani terong ungu di “Kebun Semangat” desa Oemasi, Kecamatan Nekamese, kabuapaten Kupang
3. Mengetahui prospek pengembangan usahatani terung ungu di “Kebun Semangat” desa Oemasi, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang.

Kegunaan:
1. Sebagai bahan informasi bagi petani, pihak yayasan, serta mahasiswa khususnya yang berkaitan dengan usahatani terong ungu secara tepat
2. Sebagai salah satu wadah untuk melatih kerja mandiri dan menambah pengalaman di lapangan bagu mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar